Guna menekan polusi udara di wilayah Jabodetabek, pemerintah mendorong pengelolaan tenaga listrik sebagai alternatif jangka panjang. Arahnya, pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai pengganti kendaraan berbahan bakar fosil untuk mengurangi polusi udara.
- Persiapan Sudah Maksimal, DPR Minta Pemerintah Antisipasi Kemungkinan Gangguan KTT G20
- Deklarasi Koalisi Gerindra-PKB, Jazilul Fawaid: Kami Tidak Buru-buru Tunjuk Capres
- Dijadwalkan Hadiri HUT Kosgoro 1957, Sinyal Ridwan Kamil Akan Gabung Golkar?
Baca Juga
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menilai penggunaan listrik perlu diperhatikan, jika masih menggunakan sumber energi yang meningkatkan polusi seperti tenaga uap maka itu bukan solusi terbaik.
“Meskipun listrik digunakan untuk energi mobil, tapi ketika sumber energi pertamanya masih tenaga uap di tengah Jakarta ya, akan menjadi beban juga tidak akan berpengaruh secara signifikan,” kata Rahmad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/8).
Menurutnya, solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan polusi udara ini dengan mengubah energi yang lebih ramah lingkungan.
“Panas bumi misalnya. Meskipun panas bumi itung-itungannya mahal,” katanya.
Legislator dari Fraksi PDIP DPR RI ini mengatakan, pemerintah perlu menghitung beban negara untuk mengubah PLTU dengan tenaga yang lebih ramah lingkungan namun tidak membebani APBN.
“Tapi, itu perlu dikalkulasi dengan cermat untuk mengurangi beban yang ada di Jakarta dengan cara mengubah PLTU dengan yang lebih ramah,” tutupnya.
- bank bjb Tawarkan SBR 012, Ada Dua Pilihan Investasi Menarik
- Ubedilah Badrun: Mending Anies Berkomunikasi dengan Rakyat Ketimbang Ketemu Jokowi
- Khawatir Terjadi Abuse of Power, Pimpinan Komisi II Minta Mendagri Tito Cabut SE 821/5292/SJ